Rabu, 16 Mei 2012

Seluruh Nafas Ini


 Lirik lagu Seluruh Nafas Ini - Last Child feat. Giselle

 Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita

Di saat ku tertatih tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini

Kita telah lewati rasa yang pernah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku

Di saat ku tertatih tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini

Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini


Dan ini yang terakhir (aku menyakitimu)
Ini yang terakhir (aku meninggalkanmu ooo)
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
Ini yang terakhir, dan ini yang terakhir
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi

Jika memang dirimulah tulang rusukku (terlahir untukku)
Kau akan kembali pada tubuh ini (bawa hatiku kembali)
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini

Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
Untukmu seluruh nafas ini
Untukmu seluruh nafas ini

Jumat, 11 Mei 2012

Akuhh Bisa


10 April 2012

Ketika diriku belum benar-benar tulus
Maka ketulusan yang ku inginkan tak kan pernah ku dapatkan

Borobudur
Akuhh masih labil
Akuhh masih ingin bermain
Sehingga akuhh dipermainkan

Mulut ku terlalu manis untuk mengatakan bahwa akuhh cukup baik
Padahal akuhh sangat cukup pintar bermain di belakang

Keadaanlah yang membuatku untuk ingin bermain lebih lama
Tak lain bertujuan agar akuhh bahagia

Seperti  inilah kehidupan
Ada orang yang mencintai kita dan rela berkorban demi kita
namun tak ada rasa untuknya
kita mencintai seseorang namun orang tersebut tak memilih kita
Ada pula keadaan dimana kita dan dirinya saling mencintai
namun tak bisa bersatu karena suatu alasan
Itulah kehidupan
Tak ada yang benar-benar mulus
Justru liku-liku inilah yang membuat warna dalam kehidupan

Kehidupan adalah permainan sang pencipta
Semua telah tergariskan

Akuhh pernah mencintainya, namun belum bisa melupakannya
Akuhh BISA melupakannya
Hanya saja akuhh terlalu lemah untuk bangkit dan mengubur semua tentangnya
Jalani saja semua tentangnya akan segera berlalu
Semua tentangnya akan menjadi butiran debu yang ditiup lalu berterbangan pergi

Jika ada seseorang yang berjuang untukku
Merupakan suatu keharusan bagiku membahagiaknnya

Sadarlah
Hidup ini  sangat singkat
Apalagi  jika  terus berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan
Alangkah lebih baiknya jika diriku berjuang untuk memberi  kebahagian saja

Memberilah, maka akan mendapatkan
Bismillahirrohmannirrohim
Semangat untuk menapak jalan selanjutnya

Sabtu, 25 Februari 2012

MENUTUP RAMBUT BAGI WANITA

Dunia Wanita

Menutup Rambut Bagi Wanita


Telah menjadi suatu ijma' bagi kaum Muslimin di semua negara dan di setiap masa pada semua golongan fuqaha, ulama, ahli-ahli hadits dan ahli tasawuf, bahwa rambut wanita itu termasuk perhiasan yang wajib ditutup, tidak boleh dibuka di hadapan orang yang bukan muhrimnya.

Adapun sanad dan dalil dari ijma' tersebut ialah ayat al-Qur'an:

"Katakanlah kepada wanita yang beriman; Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, ..." (QS. an-Nûr: 31).

Maka, berdasarkan ayat di atas, Allah SWT telah melarang bagi wanita Mukminat untuk memperlihatkan perhiasannya. Kecuali yang lahir (biasa tampak). Diantara para ulama, baik dahulu maupun sekarang, tidak ada yang mengatakan bahwa rambut wanita itu termasuk hal-hal yang lahir; bahkan ulama-ulama yang berpandangan luas, hal itu digolongkan perhiasan yang tidak tampak.

Dalam tafsirnya, al-Qurthubi mengatakan, "Allah SWT telah melarang kepada kaum wanita, agar dia tidak menampakkan perhiasannya (keindahannya), kecuali kepada orang-orang tertentu; atau perhiasan yang biasa tampak."

Ibnu Mas'ud berkata, "Perhiasan yang lahir (biasa tampak) ialah pakaian." Ditambahkan oleh Ibnu Jubair, "Wajah" Ditambah pula oleh Sa'id Ibnu Jubair dan al-Auzai, "Wajah, kedua tangan dan pakaian."

Ibnu Abbas, Qatadah dan al-Masuri Ibnu Makhramah berkata, "Perhiasan (keindahan) yang lahir itu ialah celak, perhiasan dan cincin termasuk dibolehkan (mubah)."

Ibnu Atiyah berkata, "Yang jelas bagi saya ialah yang sesuai dengan arti ayat tersebut, bahwa wanita diperintahkan untuk tidak menampakkan dirinya dalam keadaan berhias yang indah dan supaya berusaha menutupi hal itu. Perkecualian pada bagian-bagian yang kiranya berat untuk menutupinya, karena darurat dan sukar, misalnya wajah dan tangan."

Berkata al-Qurthubi, "Pandangan Ibnu Atiyah tersebut baik sekali, karena biasanya wajah dan kedua tangan itu tampak di waktu biasa dan ketika melakukan amal ibadat, misalnya salat, ibadat haji dan sebagainya."

Hal yang demikian ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah r.a. bahwa ketika Asma' binti Abu Bakar r.a. bertemu dengan Rasulullah SAW, ketika itu Asma' sedang mengenakan pakaian tipis, lalu Rasulullah SAW memalingkan muka seraya bersabda:

"Wahai Asma'! Sesungguhnya, jika seorang wanita sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi dirinya menampakkannya, kecuali ini ..." (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangannya).

Dengan demikian, sabda Rasulullah SAW itu menunjukkan bahwa rambut wanita tidak termasuk perhiasan yang boleh ditampakkan, kecuali wajah dan tangan.

Allah SWT telah memerintahkan bagi kaum wanita Mukmin, dalam ayat di atas, untuk menutup tempat-tempat yang biasanya terbuka di bagian dada. Arti al-Khimar itu ialah kain untuk menutup kepala, sebagaimana surban bagi laki-laki, sebagaimana keterangan para ulama dan ahli tafsir. Hal ini (hadits yang menganjurkan menutup kepala) tidak terdapat pada hadits manapun.

Al-Qurthubi berkata, "Sebab turunnya ayat tersebut ialah bahwa pada masa itu kaum wanita jika menutup kepala dengan akhmirah (kerudung), maka kerudung itu ditarik ke belakang, sehingga dada, leher dan telinganya tidak tertutup. Maka, Allah SWT memerintahkan untuk menutup bagian mukanya, yaitu dada dan lainnya."

Dalam riwayat al-Bukhari, bahwa Aisyah r.a. telah berkata, "Mudah-mudahan wanita yang berhijrah itu dirahmati Allah."

Ketika turun ayat tersebut, mereka segera merobek pakaiannya untuk menutupi apa yang terbuka.

Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah, kemenakannya, anak dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan memakai kerudung (khamirah) yang tipis di bagian lehernya, Aisyah r.a. lalu berkata, "Ini amat tipis, tidak dapat menutupinya."

(Fatawa Qardhawi: Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah Dr. Yusuf Al-Qardhawi Cetakan Kedua, 1996 Penerbit Risalah Gusti)


sumber : Materi AMKAI 2007 Universitas Sriwijaya Indralaya "pesantrenonline.com"

Jumat, 24 Februari 2012

DOA UNTUK ORANG TUA




Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan
dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta
rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.
****
Mari kita kenang dosa kepada orang tua kita.
Siapa tahu hidup kita dirundung nestapa karena kedurhakaan kita.
Karena kita sudah menghisap darahnya, tenaganya, airmatanya, keringatnya.
Istighfar, istighfarlah
Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orangtuanya.
Atau kata-katanya sering mengiris melukai hatinya, atau yang jarang
memperdulikan dan mendoakannya.
Percayalah bahwa anak yang durhaka siksanya didahulukan didunia ini.
Istighfar yang pernah mendholimi ibu bapaknya.
Astaghfirullahal Adhiim
Astaghfirullahal Adhiim 


(Diambil dari syahifah as-Sajjadiyah)

Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan

Muhamad Rafa Alfarizi



Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan  







Bukan hal aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi. Hal ini diungkap dokter spesialis anak, dr Sudjatmiko, MD SpA.  


Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip, menurut Sudjatmiko, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik.  


Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi.  


Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya--boleh dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerap kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.  

Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. "Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," kata mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia itu. "Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya," tambahnya.  

Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktor psikologis yang memengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen di antara keduanya, kehamilan itu bisa dianggap mengganggu.  


Juga harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. "Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah komitmen dengan suami, serta support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram," lanjut Sudjatmiko.  


Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang.  


Sebaliknya, bila si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. "Yang paling baik adalah stimuli berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi," ujar Sudjatmiko.  


Tapi, stimuli itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai bisa berfungsi.  

Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu hamil harus tetap menjaga nutrisi yang didapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnya dengan suntik TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan, dan pada bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), diperketat menjadi tiga minggu sekali, lalu dua minggu sekali, dan bahkan mendekati partus menjadi setiap minggu.  

Sudjatmiko juga menyarankan untuk tidak meminum obat-obatan yang katanya bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan semacam itu hanya omong kosong. "Pemberian obat semacam itu percuma saja, dan tidak berpengaruh apa-apa," katanya. "Yang penting, ciptakan saja lingkungan mendidik, yaitu tiga faktor tadi.  

Sementara itu, psikolog anak Dra Surastuti Nurdadi juga mengungkapkan pendapat yang sama. Stimulasi positif, menurutnya, memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan. Dari stimulasi ini, diharapkan ketika anak tumbuh, bukan hanya menjadi cerdas, melainkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. "Stimulasi menimbulkan kedekatan antara ibu dan anak.  


Bahkan, lanjut Surastuti, bayi masih dalam kandungan bisa distimuli dengan diperdengarkan musik klasik, diajak berbicara, dan diberikan elusan penuh kasih sayang. Orang tua juga harus siap dan berusaha mengajarkan cara anaknya bersosialisasi dengan dunia luar ketika ia masih di dalam rahim.  


Tapi, mengapa musik klasik? Pendapat semacam ini memang terus menjadi topik bahasan. Musikus hebat seperti Adhi MS, pimpinan Twilite Orchestra, juga meyakini musik klasik dapat merangsang kecerdasan bayi sejak dalam kandungan. Bahkan, untuk jenis musik yang 'merangsang bayi' ini sudah banyak dijual di toko-toko kaset tertentu.  

Tapi, untuk lebih tuntasnya kupasan mengenai hal itu, coba kita simak penuturan Surastuti yang juga dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Musik klasik, katanya, memiliki berbagai macam harmoni yang terdiri dari nada-nada. Nada-nada inilah yang memberikan stimulasi berupa gelombang alfa. Gelombang ini memberikan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman, sehingga anak dapat lebih berkonsentrasi.  


"Menurut beberapa penelitian, musik klasik memang termasuk metode yang tepat. Anak menjadi siap menerima sesuatu yang baru dari lingkungannya," ujar pengasuh rubrik konsultasi di Klinik Anakku ini. Tapi, jangan coba-coba memperdengarkan musik-musik keras kepada bayi dalam kandungan. Konon, justru menyebabkan timbulnya kebingungan pada si jabang bayi! (*/V-1)  


Sumber: http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002072323280596

Dibalik kelemahan seorang wanita





 IBUNDA KENAPA ENGKAU MENANGIS


     Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?".  


Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak".  


"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.  


"Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."  


Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"  


Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan"  


Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya- tanya, mengapa wanita menangis  


Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"  


Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.  


Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.  


Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.  


Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.  


Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.  


Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.  


Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa- masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?  


Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.  


Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".  


Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, berbaktilah, selagi masih ada waktu.....karena di kakinyalah kita menemukan surga.  


Dikutip dari "Kumpulan Materi AMKAI Universitas Sriwijaya Indralaya 2007"

Selasa, 14 Februari 2012

Desa Perlang Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


DESA PERLANG
                                                                               
1.    Kondisi Desa

         1.1. Sejarah Desa

              Pada jaman dahulu desa Perlang menurut dari beberapa penuturan cerita turun temurun generasi ke-4 dan ke-5 awalnya berasal dari kampung TUA TUNU yang berada sekarang di daerah Kota Madya Pangkal Pinang. Kalau diperhatikan dan didengarkan penuturan bahasanya maka dialeknya sama dengan Masyarakat kampung Tua Tunu, Selindung Baru, Batu Rusa, Balun Ijuk dan sebagian Masyarakat di Pangkal Pinang.
              Awal ihwal berpindahnya masyarakat Tua Tunu generasi pertama yang mendiami desa Perlang ini, ada kaitannya dengan Perlawanan dan perjuangan. pahlawan kita yaitu Depati Amir pada Tahun kurang lebih 1891 sampai 1902. Kampung Tua Tunu adalah satu akibat yang harus di tanggung bersama dalam melawan dan menentang penjajah kolonial Belanda, yang akan menjajah pulau Bangka tercinta, sebab perang yang terjadi karena Kesultanan Darussallam  Palembang sudah tidak bisa lagi membantu Bangka disebabkan oleh kalah perang terhadap Belanda. Maka Bangka harus berjuang sendiri dalam mempertahankan daerahnya.
              Kampung Tua Tunu lama yang paling ujung atau kampung pertama dibakar Belanda hingga habis terbakar sebagian (menurut orang-orang tua sebenarnya yang membakar kampung itu adalah bangsa Indonesia yang manjadi pasukan Belanda) sebab pembakaran itu kampung itu adalah Belanda kesal terhadap masyarakat Tua Tunu yang selalu tutup mulut, membantu dan melindungi Depati Amir serta Pasukannya, baik secara tenaga maupun bahan makanan serta tidak mau menunjukan dimana Depati Amir berada, akibat kekesalan itu Belanda lalu mambakar kampung Tua Tunu.
              Masyarakat kampug Tua Tunu setelah mendapat musibah tersebut banyak yang melarikan diri kehutan-hutan dan ada yang langsung pindah kekampung lain sehingga tidak kembali lagi, salah satunya adalah keturunan dari Masyarakat Perlang, cerita awal setelah pembakaran kampung Tua Tunu, beberapa keluarga terdiri dari belasan orang tua dan muda (jumlah tidak jelas) berimigrasi kearah selatan dengan tujuan mencari keselamatan jiwa keluarga serta mencari penghidupan yang baru, yaitu berladang. Diketahui selama perlawanan Amir rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir terhadap Belanda telah membuat masyarakat Bangka umumnya selalu dihantui rasa was-was untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari takut terjadi apa-apa terhadap keluarga mereka disamping susah bercocok tanam.
              Kembali kecerita belasan orang dari kampung Tua Tunu yang pergi kearah selatan, setelah beberapa seminggu (diperkirakan 4 minggu) menyusuri pantai Bangka arah keselatan, mulai dari Pangkal Pinang terus sampai ke Kurau lalu menyeberang sungai karena tanah tidak cocok untuk berladang lalu pindah lagi ke Penyak, Guntung, Arung Dalam dan terakhir istirahat agak lama di Koba, tetapi di Koba pun sama, tanah kurang subur dan masyarakatnya sudah banyak serta adat istiadat yang berbeda. Lalu rombongan berjalan terus setelah ijin dan pamit kepada Demang Koba, juga saran dari Demang supaya mereka kearah selatan karena disana masih ada hutan rimba yang belum dijamah olah masyarakat, perjalanan menyusuri pantai hingga sampailah pada suatu tempat dipinggir pantai, dimana mereka melihat ada daerah yang agak tinggi lalu mereka ketempat itu (daerah dekat Perlang) setelah mereka bersetuju maka tinggallah mereka disana langsung membuka ladang sambil pergi melaut, tempat tinggal mereka ini dinamakan RIMBA GUNTUNG artinya hutan yang menggantung (kalau dari Desa sekarang kurang lebih 4 pal atau sama dengan 2,5 Km). Berimba guntung para pemukim ini hidup menetap kurang lebih dari 2 Tahun dengan aman, tenang serta damai.


Masa Sedih

Setelah bermukim pada suatu ketika dari salah satu keluarga pemukim itu mengalami musibah, yaitu ada anak kecil yang meninggal dunia (tidak diketahui oleh narasumber yang meninggal anak laki-laki atau anak perempuan). Akibat meninggalnya salah satu anggota keluarga tersebut, seluruh pemukim mengalami kesedihan yang berpanjangan, menyebabkan adanya keinginan pemukim untuk pindah tempat (rumah) lebih kearah darat atau gunung.

Asal Usul Nama Perlang.

Akibat meninggalnya anak kecil tersebut maka masyarakat pemukim sepakat untuk segera pindah kearah lebih kedarat atau gunung, setelah sepakat serta hari yang ditentukan mulailah berangkat sekelompok kecil mencari daerah yang baru untuk tempat tinggal dan berladang, perjalanan pencarian tempat baru itu dimulai dari tempat mereka bermukim yaitu rimba guntung dengan menyusuri arah sungai kearah hulu dengan tujuan menghadap kegunung (bukit) hingga beberapa kali ulang sambil merintis jalan baru.
Setelah berjalan lama dan berulang bebera kali menyusuri sungai lalu sampailah mereka pada ujung sungai yang menyempit (sekarang kira-kira berada dijembatan sungai dikampung payak), setelah dilihat, dicek dan dirasa tanah dan tempatnya cocok lalu bersepakat dan bersetujulah mereka untuk tinggal dan menetap serta berladang disini (daerahnya agak menurun).
Sehabis mendirikan pondok dan ladang, masing-masing dari mereka beramai-ramai bergotong royong membuat jalan dari arah atas ke sungai, pada saat membuat jalan dari arah sungai mereka dikejutkan oleh ada seekor elang sedang mencari ikan di sungai sambil menghentak-hentakkan sayapnya di air (bahasa kampungnya ngeper-ngeper) lalu mereka sepakat untuk menyebut daerah ini dengan nama per-per lang atau Perlang.
Asal Mula Berdirinya Masjid

Karena kebutuhan akan ibadah yang lebih baik terutama hari jumat dan acara kegiatan lainnya maka bergotong-royonglah masyarakat secara kompak, ada yang menyumbang uang, kayu, genting sampai tenaga sepenuhnya, bersama-sama membangun dan membuat masjid yang didambakan, awalnya berdirinya masjid bentuknya adalah seperti rumah panggung, bahannya dari kayu balokan yang dibuat papan, yang dikerjakan secara bertahap bersama sampai selesai.
Lalu beberapa puluh tahun kemudian kurang lebih tahun 1937 karena masyarakat diberi keluasan rezki oleh Allah SWT terutama hasil karet dan ladanya, serta jumlah masyarakat (jamaah) yang semakin banyak maka atas usul bersama mereka mufakat serta sepakat untuk membenahi dan memperbaiki bangunan tersebut bentuknya setengah permanen dimana lantai di tanah dan bahan bangunan dari papan juga secara gotong royong.
Selanjutnya belasan tahun kemudian masjid itu dibuat secara permanen dengan menggunakan semen, pada bagian dalam masjid terdapat 4 pilar kayu yang menunjukkan bahwa keempat pilar itu saksi bisu cerita bagaimana masyarakat bekerja bersama-sama dengan gigih, bersemangat membangun masjid. Keempat pilar tersebut bukan sembarang kayu dan asalnya dari tiga tempat, dimana satu batang pilar dari daerah Meliye yang jaraknya sekitar 5 Km, dua batang pilar dari arah gunung yaitu daerah pengumbut yang jaraknya kurang lebih 3 Km dan satu batang lagi berasal dari daerah sadap. Cara memilih kayu pilar ini bukanlah sembarangan ,memang dipilih kayu yang keras dan kuat, yaitu kayu memaluh. Awalnya cara pengangkutan kayu pilar itu adalah sangan berat yaitu diangkut secara bersama-sama dengan cara dipikul, setelah ditebang menurut para narasumber pengangkutan itu bukanlah mudah, waktu mereka mengangkut satu batang pilar memakan waktu dari nadi sadap saja dari pukul 7 pagi sampai pukul 4 Sore sampai kekampung ini menunjukan betapa semangat kebersamaan dan beratnya pilar serta jauhnya daerah kayu pilar bukanlah suatu halangan untuk maju, walaupun hanya berbekal nasi satu sumpit dipinggang masing-masing, setelah selesai kayu pilar dikumpulkan maka mulailah perampungan masjid dikerjakan hingga terbentuk masjid sekarang ini (masjid yang Lama).