uR wellcome
Berbagi merupakan suatu cara untuk memperluas jaringan dan membuat kita lebih enjoy dalam menjalani hidup
Rabu, 16 Mei 2012
Seluruh Nafas Ini
Lirik lagu Seluruh Nafas Ini - Last Child feat. Giselle
Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita
Di saat ku tertatih tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini
Kita telah lewati rasa yang pernah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku
Di saat ku tertatih tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
Dan ini yang terakhir (aku menyakitimu)
Ini yang terakhir (aku meninggalkanmu ooo)
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
Ini yang terakhir, dan ini yang terakhir
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
Jika memang dirimulah tulang rusukku (terlahir untukku)
Kau akan kembali pada tubuh ini (bawa hatiku kembali)
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini
Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
Untukmu seluruh nafas ini
Untukmu seluruh nafas ini
Jumat, 11 Mei 2012
Akuhh Bisa
10 April 2012
Ketika diriku belum benar-benar tulus
Maka ketulusan yang ku inginkan tak kan
pernah ku dapatkan
Akuhh masih ingin bermain
Sehingga akuhh dipermainkan
Mulut ku terlalu manis untuk mengatakan bahwa
akuhh cukup baik
Padahal akuhh sangat cukup pintar bermain di
belakang
Keadaanlah yang membuatku untuk ingin bermain
lebih lama
Tak lain bertujuan agar akuhh bahagia
Seperti
inilah kehidupan
Ada orang yang mencintai kita dan rela
berkorban demi kita
namun tak ada rasa untuknya
kita mencintai seseorang namun orang tersebut
tak memilih kita
Ada pula keadaan dimana kita dan dirinya
saling mencintai
namun tak bisa bersatu karena suatu alasan
Itulah kehidupan
Tak ada yang benar-benar mulus
Justru liku-liku inilah yang membuat warna dalam
kehidupan
Kehidupan adalah permainan sang pencipta
Semua telah tergariskan
Akuhh pernah mencintainya, namun belum bisa
melupakannya
Akuhh BISA melupakannya
Hanya saja akuhh terlalu lemah untuk bangkit
dan mengubur semua tentangnya
Jalani saja semua tentangnya akan segera
berlalu
Semua tentangnya akan menjadi butiran debu
yang ditiup lalu berterbangan pergi
Jika ada seseorang yang berjuang untukku
Merupakan suatu keharusan bagiku
membahagiaknnya
Sadarlah
Hidup ini
sangat singkat
Apalagi
jika terus berjuang untuk
mendapatkan kebahagiaan
Alangkah lebih baiknya jika diriku berjuang
untuk memberi kebahagian saja
Memberilah, maka akan mendapatkan
Bismillahirrohmannirrohim
Semangat untuk menapak jalan selanjutnya
Sabtu, 25 Februari 2012
MENUTUP RAMBUT BAGI WANITA
Dunia Wanita
Menutup Rambut Bagi Wanita
Menutup Rambut Bagi Wanita
Telah
menjadi suatu ijma' bagi kaum Muslimin di semua negara dan di setiap masa pada
semua golongan fuqaha, ulama, ahli-ahli hadits dan ahli tasawuf, bahwa rambut
wanita itu termasuk perhiasan yang wajib ditutup, tidak boleh dibuka di hadapan
orang yang bukan muhrimnya.
Adapun sanad dan dalil dari ijma' tersebut ialah ayat al-Qur'an:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman; Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, ..." (QS. an-Nûr: 31).
Maka, berdasarkan ayat di atas, Allah SWT telah melarang bagi wanita Mukminat untuk memperlihatkan perhiasannya. Kecuali yang lahir (biasa tampak). Diantara para ulama, baik dahulu maupun sekarang, tidak ada yang mengatakan bahwa rambut wanita itu termasuk hal-hal yang lahir; bahkan ulama-ulama yang berpandangan luas, hal itu digolongkan perhiasan yang tidak tampak.
Dalam tafsirnya, al-Qurthubi mengatakan, "Allah SWT telah melarang kepada kaum wanita, agar dia tidak menampakkan perhiasannya (keindahannya), kecuali kepada orang-orang tertentu; atau perhiasan yang biasa tampak."
Ibnu Mas'ud berkata, "Perhiasan yang lahir (biasa tampak) ialah pakaian." Ditambahkan oleh Ibnu Jubair, "Wajah" Ditambah pula oleh Sa'id Ibnu Jubair dan al-Auzai, "Wajah, kedua tangan dan pakaian."
Ibnu Abbas, Qatadah dan al-Masuri Ibnu Makhramah berkata, "Perhiasan (keindahan) yang lahir itu ialah celak, perhiasan dan cincin termasuk dibolehkan (mubah)."
Ibnu Atiyah berkata, "Yang jelas bagi saya ialah yang sesuai dengan arti ayat tersebut, bahwa wanita diperintahkan untuk tidak menampakkan dirinya dalam keadaan berhias yang indah dan supaya berusaha menutupi hal itu. Perkecualian pada bagian-bagian yang kiranya berat untuk menutupinya, karena darurat dan sukar, misalnya wajah dan tangan."
Berkata al-Qurthubi, "Pandangan Ibnu Atiyah tersebut baik sekali, karena biasanya wajah dan kedua tangan itu tampak di waktu biasa dan ketika melakukan amal ibadat, misalnya salat, ibadat haji dan sebagainya."
Hal yang demikian ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah r.a. bahwa ketika Asma' binti Abu Bakar r.a. bertemu dengan Rasulullah SAW, ketika itu Asma' sedang mengenakan pakaian tipis, lalu Rasulullah SAW memalingkan muka seraya bersabda:
"Wahai Asma'! Sesungguhnya, jika seorang wanita sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi dirinya menampakkannya, kecuali ini ..." (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangannya).
Dengan demikian, sabda Rasulullah SAW itu menunjukkan bahwa rambut wanita tidak termasuk perhiasan yang boleh ditampakkan, kecuali wajah dan tangan.
Allah SWT telah memerintahkan bagi kaum wanita Mukmin, dalam ayat di atas, untuk menutup tempat-tempat yang biasanya terbuka di bagian dada. Arti al-Khimar itu ialah kain untuk menutup kepala, sebagaimana surban bagi laki-laki, sebagaimana keterangan para ulama dan ahli tafsir. Hal ini (hadits yang menganjurkan menutup kepala) tidak terdapat pada hadits manapun.
Al-Qurthubi berkata, "Sebab turunnya ayat tersebut ialah bahwa pada masa itu kaum wanita jika menutup kepala dengan akhmirah (kerudung), maka kerudung itu ditarik ke belakang, sehingga dada, leher dan telinganya tidak tertutup. Maka, Allah SWT memerintahkan untuk menutup bagian mukanya, yaitu dada dan lainnya."
Dalam riwayat al-Bukhari, bahwa Aisyah r.a. telah berkata, "Mudah-mudahan wanita yang berhijrah itu dirahmati Allah."
Ketika turun ayat tersebut, mereka segera merobek pakaiannya untuk menutupi apa yang terbuka.
Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah, kemenakannya, anak dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan memakai kerudung (khamirah) yang tipis di bagian lehernya, Aisyah r.a. lalu berkata, "Ini amat tipis, tidak dapat menutupinya."
(Fatawa Qardhawi: Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah Dr. Yusuf Al-Qardhawi Cetakan Kedua, 1996 Penerbit Risalah Gusti)
sumber : Materi AMKAI 2007 Universitas Sriwijaya Indralaya "pesantrenonline.com"
Adapun sanad dan dalil dari ijma' tersebut ialah ayat al-Qur'an:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman; Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, ..." (QS. an-Nûr: 31).
Maka, berdasarkan ayat di atas, Allah SWT telah melarang bagi wanita Mukminat untuk memperlihatkan perhiasannya. Kecuali yang lahir (biasa tampak). Diantara para ulama, baik dahulu maupun sekarang, tidak ada yang mengatakan bahwa rambut wanita itu termasuk hal-hal yang lahir; bahkan ulama-ulama yang berpandangan luas, hal itu digolongkan perhiasan yang tidak tampak.
Dalam tafsirnya, al-Qurthubi mengatakan, "Allah SWT telah melarang kepada kaum wanita, agar dia tidak menampakkan perhiasannya (keindahannya), kecuali kepada orang-orang tertentu; atau perhiasan yang biasa tampak."
Ibnu Mas'ud berkata, "Perhiasan yang lahir (biasa tampak) ialah pakaian." Ditambahkan oleh Ibnu Jubair, "Wajah" Ditambah pula oleh Sa'id Ibnu Jubair dan al-Auzai, "Wajah, kedua tangan dan pakaian."
Ibnu Abbas, Qatadah dan al-Masuri Ibnu Makhramah berkata, "Perhiasan (keindahan) yang lahir itu ialah celak, perhiasan dan cincin termasuk dibolehkan (mubah)."
Ibnu Atiyah berkata, "Yang jelas bagi saya ialah yang sesuai dengan arti ayat tersebut, bahwa wanita diperintahkan untuk tidak menampakkan dirinya dalam keadaan berhias yang indah dan supaya berusaha menutupi hal itu. Perkecualian pada bagian-bagian yang kiranya berat untuk menutupinya, karena darurat dan sukar, misalnya wajah dan tangan."
Berkata al-Qurthubi, "Pandangan Ibnu Atiyah tersebut baik sekali, karena biasanya wajah dan kedua tangan itu tampak di waktu biasa dan ketika melakukan amal ibadat, misalnya salat, ibadat haji dan sebagainya."
Hal yang demikian ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah r.a. bahwa ketika Asma' binti Abu Bakar r.a. bertemu dengan Rasulullah SAW, ketika itu Asma' sedang mengenakan pakaian tipis, lalu Rasulullah SAW memalingkan muka seraya bersabda:
"Wahai Asma'! Sesungguhnya, jika seorang wanita sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi dirinya menampakkannya, kecuali ini ..." (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangannya).
Dengan demikian, sabda Rasulullah SAW itu menunjukkan bahwa rambut wanita tidak termasuk perhiasan yang boleh ditampakkan, kecuali wajah dan tangan.
Allah SWT telah memerintahkan bagi kaum wanita Mukmin, dalam ayat di atas, untuk menutup tempat-tempat yang biasanya terbuka di bagian dada. Arti al-Khimar itu ialah kain untuk menutup kepala, sebagaimana surban bagi laki-laki, sebagaimana keterangan para ulama dan ahli tafsir. Hal ini (hadits yang menganjurkan menutup kepala) tidak terdapat pada hadits manapun.
Al-Qurthubi berkata, "Sebab turunnya ayat tersebut ialah bahwa pada masa itu kaum wanita jika menutup kepala dengan akhmirah (kerudung), maka kerudung itu ditarik ke belakang, sehingga dada, leher dan telinganya tidak tertutup. Maka, Allah SWT memerintahkan untuk menutup bagian mukanya, yaitu dada dan lainnya."
Dalam riwayat al-Bukhari, bahwa Aisyah r.a. telah berkata, "Mudah-mudahan wanita yang berhijrah itu dirahmati Allah."
Ketika turun ayat tersebut, mereka segera merobek pakaiannya untuk menutupi apa yang terbuka.
Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah, kemenakannya, anak dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan memakai kerudung (khamirah) yang tipis di bagian lehernya, Aisyah r.a. lalu berkata, "Ini amat tipis, tidak dapat menutupinya."
(Fatawa Qardhawi: Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah Dr. Yusuf Al-Qardhawi Cetakan Kedua, 1996 Penerbit Risalah Gusti)
sumber : Materi AMKAI 2007 Universitas Sriwijaya Indralaya "pesantrenonline.com"
Jumat, 24 Februari 2012
DOA UNTUK ORANG TUA
Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan
dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta
rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.
****
Mari kita kenang dosa kepada orang tua kita.
Siapa tahu hidup kita dirundung nestapa karena kedurhakaan kita.
Karena kita sudah menghisap darahnya, tenaganya, airmatanya, keringatnya.
Istighfar, istighfarlah
Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orangtuanya.
Atau kata-katanya sering mengiris melukai hatinya, atau yang jarang
memperdulikan dan mendoakannya.
Percayalah bahwa anak yang durhaka siksanya didahulukan didunia ini.
Istighfar yang pernah mendholimi ibu bapaknya.
Astaghfirullahal Adhiim
Astaghfirullahal Adhiim
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan
dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta
rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.
****
Mari kita kenang dosa kepada orang tua kita.
Siapa tahu hidup kita dirundung nestapa karena kedurhakaan kita.
Karena kita sudah menghisap darahnya, tenaganya, airmatanya, keringatnya.
Istighfar, istighfarlah
Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orangtuanya.
Atau kata-katanya sering mengiris melukai hatinya, atau yang jarang
memperdulikan dan mendoakannya.
Percayalah bahwa anak yang durhaka siksanya didahulukan didunia ini.
Istighfar yang pernah mendholimi ibu bapaknya.
Astaghfirullahal Adhiim
Astaghfirullahal Adhiim
(Diambil
dari syahifah as-Sajjadiyah)
Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan
![]() |
Muhamad Rafa Alfarizi |
Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan |
Bukan hal aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi. Hal ini diungkap dokter spesialis anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. |
Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip, menurut Sudjatmiko, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik. |
Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi. |
Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya--boleh dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerap kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya. |
Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. "Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," kata mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia itu. "Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya," tambahnya. |
Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktor psikologis yang memengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen di antara keduanya, kehamilan itu bisa dianggap mengganggu. |
Juga harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. "Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah komitmen dengan suami, serta support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram," lanjut Sudjatmiko. |
Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang. |
Sebaliknya, bila si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. "Yang paling baik adalah stimuli berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi," ujar Sudjatmiko. |
Tapi, stimuli itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai bisa berfungsi. |
Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu hamil harus tetap menjaga nutrisi yang didapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnya dengan suntik TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan, dan pada bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), diperketat menjadi tiga minggu sekali, lalu dua minggu sekali, dan bahkan mendekati partus menjadi setiap minggu. |
Sudjatmiko juga menyarankan untuk tidak meminum obat-obatan yang katanya bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan semacam itu hanya omong kosong. "Pemberian obat semacam itu percuma saja, dan tidak berpengaruh apa-apa," katanya. "Yang penting, ciptakan saja lingkungan mendidik, yaitu tiga faktor tadi. |
Sementara itu, psikolog anak Dra Surastuti Nurdadi juga mengungkapkan pendapat yang sama. Stimulasi positif, menurutnya, memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan. Dari stimulasi ini, diharapkan ketika anak tumbuh, bukan hanya menjadi cerdas, melainkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. "Stimulasi menimbulkan kedekatan antara ibu dan anak. |
Bahkan, lanjut Surastuti, bayi masih dalam kandungan bisa distimuli dengan diperdengarkan musik klasik, diajak berbicara, dan diberikan elusan penuh kasih sayang. Orang tua juga harus siap dan berusaha mengajarkan cara anaknya bersosialisasi dengan dunia luar ketika ia masih di dalam rahim. |
Tapi, mengapa musik klasik? Pendapat semacam ini memang terus menjadi topik bahasan. Musikus hebat seperti Adhi MS, pimpinan Twilite Orchestra, juga meyakini musik klasik dapat merangsang kecerdasan bayi sejak dalam kandungan. Bahkan, untuk jenis musik yang 'merangsang bayi' ini sudah banyak dijual di toko-toko kaset tertentu. |
Tapi, untuk lebih tuntasnya kupasan mengenai hal itu, coba kita simak penuturan Surastuti yang juga dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Musik klasik, katanya, memiliki berbagai macam harmoni yang terdiri dari nada-nada. Nada-nada inilah yang memberikan stimulasi berupa gelombang alfa. Gelombang ini memberikan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman, sehingga anak dapat lebih berkonsentrasi. |
"Menurut beberapa penelitian, musik klasik memang termasuk metode yang tepat. Anak menjadi siap menerima sesuatu yang baru dari lingkungannya," ujar pengasuh rubrik konsultasi di Klinik Anakku ini. Tapi, jangan coba-coba memperdengarkan musik-musik keras kepada bayi dalam kandungan. Konon, justru menyebabkan timbulnya kebingungan pada si jabang bayi! (*/V-1) |
Sumber: http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002072323280596 |
Dibalik kelemahan seorang wanita
IBUNDA KENAPA ENGKAU MENANGIS
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada
ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?".
|
Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita,
Nak".
|
"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya
tersenyum dan memeluknya erat.
|
"Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
|
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa
Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"
|
Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada
alasan"
|
Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si
anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya- tanya, mengapa wanita
menangis
|
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.
"Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
|
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita,
Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan
seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman
dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
|
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan
mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap
berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
|
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan,
pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
|
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya,
walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
|
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk
mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun.
Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.
|
Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi
yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan
saat didekap dengan lembut olehnya.
|
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui
masa- masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang
rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?
|
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak
pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan
menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri,
sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
|
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan
perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan
kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun
sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".
|
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih
hidup, berbaktilah, selagi masih ada waktu.....karena di kakinyalah kita
menemukan surga.
Dikutip dari "Kumpulan Materi AMKAI Universitas Sriwijaya Indralaya 2007" |
Selasa, 14 Februari 2012
Desa Perlang Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
DESA PERLANG
1. Kondisi Desa
1.1.
Sejarah Desa
Pada
jaman dahulu desa Perlang
menurut dari beberapa penuturan cerita turun temurun generasi ke-4 dan ke-5
awalnya berasal dari kampung TUA TUNU yang berada sekarang di daerah Kota Madya
Pangkal Pinang. Kalau diperhatikan dan didengarkan penuturan bahasanya maka
dialeknya sama dengan Masyarakat kampung Tua Tunu, Selindung Baru, Batu Rusa,
Balun Ijuk dan sebagian Masyarakat di Pangkal Pinang.
Awal ihwal berpindahnya masyarakat
Tua Tunu generasi pertama yang mendiami desa Perlang ini, ada kaitannya dengan
Perlawanan dan perjuangan. pahlawan kita yaitu Depati Amir pada Tahun kurang
lebih 1891 sampai 1902. Kampung Tua Tunu adalah satu akibat yang harus di
tanggung bersama dalam melawan dan menentang penjajah kolonial Belanda, yang
akan menjajah pulau Bangka tercinta, sebab perang yang terjadi karena
Kesultanan Darussallam Palembang sudah
tidak bisa lagi membantu Bangka disebabkan oleh kalah perang terhadap Belanda.
Maka Bangka harus berjuang sendiri dalam mempertahankan daerahnya.
Kampung Tua Tunu lama yang paling
ujung atau kampung pertama dibakar Belanda hingga habis terbakar sebagian
(menurut orang-orang tua sebenarnya yang membakar kampung itu adalah bangsa
Indonesia yang manjadi pasukan Belanda) sebab pembakaran itu kampung itu adalah
Belanda kesal terhadap masyarakat Tua Tunu yang selalu tutup mulut, membantu
dan melindungi Depati Amir serta Pasukannya, baik secara tenaga maupun bahan
makanan serta tidak mau menunjukan dimana Depati Amir berada, akibat kekesalan
itu Belanda lalu mambakar kampung Tua Tunu.
Masyarakat kampug Tua Tunu setelah
mendapat musibah tersebut banyak yang melarikan diri kehutan-hutan dan ada yang
langsung pindah kekampung lain sehingga tidak kembali lagi, salah satunya
adalah keturunan dari Masyarakat Perlang, cerita awal setelah pembakaran
kampung Tua Tunu, beberapa keluarga terdiri dari belasan orang tua dan muda
(jumlah tidak jelas) berimigrasi kearah selatan dengan tujuan mencari
keselamatan jiwa keluarga serta mencari penghidupan yang baru, yaitu berladang.
Diketahui selama perlawanan Amir rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir
terhadap Belanda telah membuat masyarakat Bangka umumnya selalu dihantui rasa
was-was untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari takut terjadi apa-apa terhadap
keluarga mereka disamping susah bercocok tanam.
Kembali kecerita belasan orang
dari kampung Tua Tunu yang pergi kearah selatan, setelah beberapa seminggu
(diperkirakan 4 minggu) menyusuri pantai Bangka arah keselatan, mulai dari Pangkal
Pinang terus sampai ke Kurau lalu menyeberang sungai karena tanah tidak cocok
untuk berladang lalu pindah lagi ke Penyak, Guntung, Arung Dalam dan terakhir
istirahat agak lama di Koba, tetapi di Koba pun sama, tanah kurang subur dan
masyarakatnya sudah banyak serta adat istiadat yang berbeda. Lalu rombongan
berjalan terus setelah ijin dan pamit kepada Demang Koba, juga saran dari
Demang supaya mereka kearah selatan karena disana masih ada hutan rimba yang
belum dijamah olah masyarakat, perjalanan menyusuri pantai hingga sampailah
pada suatu tempat dipinggir pantai, dimana mereka melihat ada daerah yang agak
tinggi lalu mereka ketempat itu (daerah dekat Perlang) setelah mereka bersetuju
maka tinggallah mereka disana langsung membuka ladang sambil pergi melaut,
tempat tinggal mereka ini dinamakan RIMBA GUNTUNG artinya hutan yang
menggantung (kalau dari Desa sekarang kurang lebih 4 pal atau sama dengan 2,5
Km). Berimba guntung para pemukim ini hidup menetap kurang lebih dari 2 Tahun
dengan aman, tenang serta damai.
Masa Sedih
Setelah
bermukim pada suatu ketika dari salah satu keluarga pemukim itu mengalami
musibah, yaitu ada anak kecil yang meninggal dunia (tidak diketahui oleh
narasumber yang meninggal anak laki-laki atau anak perempuan). Akibat meninggalnya
salah satu anggota keluarga tersebut, seluruh pemukim mengalami kesedihan yang
berpanjangan, menyebabkan adanya keinginan pemukim untuk pindah tempat (rumah)
lebih kearah darat atau gunung.
Asal Usul Nama Perlang.
Akibat
meninggalnya anak kecil tersebut maka masyarakat pemukim sepakat untuk segera
pindah kearah lebih kedarat atau gunung, setelah sepakat serta hari yang
ditentukan mulailah berangkat sekelompok kecil mencari daerah yang baru untuk
tempat tinggal dan berladang, perjalanan pencarian tempat baru itu dimulai dari
tempat mereka bermukim yaitu rimba guntung dengan menyusuri arah sungai kearah
hulu dengan tujuan menghadap kegunung (bukit) hingga beberapa kali ulang sambil
merintis jalan baru.
Setelah
berjalan lama dan berulang bebera kali menyusuri sungai lalu sampailah mereka
pada ujung sungai yang menyempit (sekarang kira-kira berada dijembatan sungai
dikampung payak), setelah dilihat, dicek dan dirasa tanah dan tempatnya cocok
lalu bersepakat dan bersetujulah mereka untuk tinggal dan menetap serta
berladang disini (daerahnya agak menurun).
Sehabis mendirikan pondok
dan ladang, masing-masing dari mereka beramai-ramai bergotong royong membuat
jalan dari arah atas ke sungai, pada saat membuat jalan dari arah sungai mereka
dikejutkan oleh ada seekor elang sedang mencari ikan di sungai sambil
menghentak-hentakkan sayapnya di air (bahasa kampungnya ngeper-ngeper) lalu
mereka sepakat untuk menyebut daerah ini dengan nama per-per lang atau Perlang.
Asal Mula Berdirinya Masjid
Karena
kebutuhan akan ibadah yang lebih baik terutama hari jumat dan acara kegiatan
lainnya maka bergotong-royonglah masyarakat secara kompak, ada yang menyumbang
uang, kayu, genting sampai tenaga sepenuhnya, bersama-sama membangun dan
membuat masjid yang didambakan, awalnya berdirinya masjid bentuknya adalah
seperti rumah panggung, bahannya dari kayu balokan yang dibuat papan, yang
dikerjakan secara bertahap bersama sampai selesai.
Lalu
beberapa puluh tahun kemudian kurang lebih tahun 1937 karena masyarakat diberi
keluasan rezki oleh Allah SWT terutama hasil karet dan ladanya, serta jumlah
masyarakat (jamaah) yang semakin banyak maka atas usul bersama mereka mufakat
serta sepakat untuk membenahi dan memperbaiki bangunan tersebut bentuknya
setengah permanen dimana lantai di tanah dan bahan bangunan dari papan juga
secara gotong royong.
Selanjutnya
belasan tahun kemudian masjid itu dibuat secara permanen dengan menggunakan
semen, pada bagian dalam masjid terdapat 4 pilar kayu yang menunjukkan bahwa
keempat pilar itu saksi bisu cerita bagaimana masyarakat bekerja bersama-sama
dengan gigih, bersemangat membangun masjid. Keempat pilar tersebut bukan
sembarang kayu dan asalnya dari tiga tempat, dimana satu batang pilar dari
daerah Meliye yang jaraknya sekitar 5 Km, dua batang pilar dari arah gunung
yaitu daerah pengumbut yang jaraknya kurang lebih 3 Km dan satu batang lagi
berasal dari daerah sadap. Cara memilih kayu pilar ini bukanlah sembarangan
,memang dipilih kayu yang keras dan kuat, yaitu kayu memaluh. Awalnya cara
pengangkutan kayu pilar itu adalah sangan berat yaitu diangkut secara
bersama-sama dengan cara dipikul, setelah ditebang menurut para narasumber
pengangkutan itu bukanlah mudah, waktu mereka mengangkut satu batang pilar
memakan waktu dari nadi sadap saja dari pukul 7 pagi sampai pukul 4 Sore sampai
kekampung ini menunjukan betapa semangat kebersamaan dan beratnya pilar serta
jauhnya daerah kayu pilar bukanlah suatu halangan untuk maju, walaupun hanya
berbekal nasi satu sumpit dipinggang masing-masing, setelah selesai kayu pilar
dikumpulkan maka mulailah perampungan masjid dikerjakan hingga terbentuk masjid
sekarang ini (masjid yang Lama).
Langganan:
Postingan (Atom)