Senin, 26 September 2011

Ciri Alat Seksual Jantan & Betina Pada Ikan Gambusia affinis


       NAMA           : YUNIARTI
       NIM               : 05071010016



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA



TUGAS BIOLOGI PERIKANAN

Ciri Alat Seksual  Jantan & Betina Pada Ikan Gambusia affinis

Ikan Gambusia affinis Betina





Ikan Gambusia affinis Jantan




Ciri Seksual Primer
a. Jantan
b. Betina
-Saat dewasa panjang badan    pejantan hanya sekitar 4 cm
- Bentuk tubuh  Gambusia affinis   jantan kecil dan langsing
- Berkembang biak secara ovovivar
- Memiliki gonopodium (sirip kelamin)
- Gonopodium besar dan lebih disukai oleh betina



-  Saat dewasa panjang badan     Gambusia affinis betina sekitar 6,5cm.
- Ikan Gambusia affinis betina memiliki  bentuk tubuh yang lebih besar yaitu dengan perut yang besar
- Perut Gambusia affinis yang  membuncit berguna  saat mengandung
- Betina bertelur
- Dalam kondisi normal, bias hidup sampai usia tiga tahun


Ciri Seksual
Sekunder
a. Jantan
b. Betina
    - Bersifat sekunder permanen   
  - Bersifat sekunder permanen atau
       atau  tetap
     tetap
    - Tanda seksual yang tetap ada
  - Tanda seksual yang tetap ada
     sebelum, selama dan sesudah  
     sebelum, selama dan sesudah      
       musim pemijahan
     musim pemijahan
    - Pejantan Gambusia affinis
  - Pejantan Gambusia affinis
       memiliki, gonopodium (sirip
     memiliki, gonopodium (sirip
       kelamin)
     kelamin)
    - Tergolong cepat matang   secara
- Umur 6-8 minggu Gambusia affinis
 seksual
     betina sudah siap kawin

  - Telur dibuahi dan dilindungi didalam

     Tubuh induk betina sampai menetes  dan dilahirkan


Keterangan
Ikan ini teramat sering ditemukan disekitar kita. Ikan ini sering disebut ikan anti-nyamuk. Ada beberapa spesies ikan tertentu yang bisa dimanfaatkan sebagai pembasmi jentik nyamuk. Salah satunya, ikan "antinyamuk" Gambusia affinis. Selain sudah terbukti sebagai pengendali ampuh nyamuk malaria, ikan cere atau gambusia itu juga berpotensi sebagai pengendali nyamuk demam berdarah. Di mana-mana nyamuk selalu nakal dan menjengkelkan. Nyamuk Indonesia atau Amerika sama saja. Entah nyamuk rumahan atau nyamuk sekolahan. Yang sedang mengantuk dipaksanya garuk-garuk. Bahkan, ada yang bisa membuat korban gigitannya meringkuk di rumah sakit karena terserang penyakit. Di antara sekian macam itu, Gambusia affinis tampaknya yang paling kurang populer. Mungkin karena tampangnya yang tidak sebagus ikan cupang atau gapi. Warna sisiknya tidak meriah. Sosoknya pun tak sedap dipandang.
Gambusia memang kurang beruntung karena penampilannnya yang tidak menawan. Tapi dalam soal melahap jentik nyamuk, ia layak diandalkan. Tidak berlebihan jika ikan ini lalu disebut sebagai ikan antinyamuk. Ikan cere masih satu kerabat dengan gapi, yaitu dari keluarga Poeciliidae. Sebenarnya, ia penduduk asli Sungai Mississippi, Luosiana, AS. Di negara asalnya itu orang menyebutnya mosquito fish karena reputasinya sebagai pembasmi larva nyamuk. Berbekal reputasi itu, ikan gambusia diekspor ke banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut Wahyu Purwakusuma, penggiat komunitas penggemar ikan hias O-Fish, ikan gambusia dibawa ke Indonesia pada masa pendudukan Inggris untuk mengendalikan penyakit malaria. Sekarang, ikan itu bisa dijumpai di sawah-sawah, parit, danau, hingga selokan.Gambusia tergolong ikan air tawar dan imut sosoknya. Saat dewasa, panjang badan pejantan hanya sekitar 4 cm. Tidak lebih panjang daripada dua ruas jari orang dewasa. Yang unik, betinanya lebih bongsor. Saat dewasa tubuhnya bisa mencapai 7 cm panjangnya. Hampir dua kali lebih panjang dari jantannya.
Perbedaan morfologi jantan dan betina ini dikenal sebagai diamorfisme seksual. Bukan karena si betina enggan berdiet sehingga badannya melar. Bukan pula karena si jantan kurang gizi. Tubuh si betina yang lebih gede itu berguna saat dia mengandung. Perut yang besar memudahkan tugasnya sebagai induk karena ikan ini berkembang biak secara ovovivipar. Si betina bertelur, tapi telurnya tidak diletakkan di air. Telur dibuahi dan dilindungi di dalam tubuh si induk sampai menetas dan dilahirkan. Pejantan gambusia memiliki gonopodium (sirip kelamin) yang berfungsi untuk menyemprotkan sperma ke pasangan kawinnya. Di kalangan mereka berlaku seleksi pejantan ala Mak Erotisme. Pejantan dengan gonopodium besar biasanya lebih disukai oleh betina. Dalam kondisi normal, ikan cere bisa hidup sampai usia tiga tahun. Selama masa tiga tahun itu, ia bisa beranak pinak dengan cepat. Ini salah satu kelebihannya sebagai pemangsa jentik nyamuk.
 Gambusia tergolong cepat matang secara seksual. Baru berumur 6 - 8 minggu saja, gambusia betina sudah siap kawin. Dalam "kehamilan" pertama, mungkin ia hanya melahirkan beberapa anakan, sekitar belasan ekor.Tapi pada kehamilan-kehamilan berikutnya, ia bisa melahirkan 60 - 100 burayak (anakan) dalam satu kali kehamilan. Dalam setahun seekor gambusia betina bisa melahirkan 4 - 5 kali. Sebagai gambaran betapa cepatnya gambusia berkembang biak, sebuah populasi yang berjumlah 7.000-an ekor bisa berkembang biak menjadi 120.000-an ekor dalam lima bulan. Saat dilahirkan, ukuran panjang orok gambusia sekitar 8 mm. Begitu keluar dari "rahim" ibunya, mereka akan segera mencari makan sendiri. Bukan hanya gampang beranak, gambusia juga dikenal sebagai ikan yang gampang hidup dalam kondisi tidak bersahabat. Ia bisa bertahan hidup di air dingin ataupun hangat. Juga dalam kondisi rendah oksigen dan dan salinitas (kadar garam) di atas normal. Mereka juga relatif tahan terhadap polusi air dibandingkan dengan kebanyakan jenis ikan lain.
 Yang paling utama, ikan cere dikenal sangat rakus terhadap jentik nyamuk. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai agen pembasmi nyamuk. Rata-rata ia bisa melahap seratusan jentik nyamuk dalam satu hari. Bisa diandalkan untuk berlomba dengan kecepatan nyamuk bertelur. Bahkan, jika khusus dijejali pakan berupa larva nyamuk, kemampuan mereka menelan larva bisa gila-gilaan. Seekor gambusia betina dewasa bisa melahap 225 larva dalam satu jam! Jika diletakkan di bak mandi, ikan ini bisa meringankan para "jumatik" (juru pantau jentik). Sifat rakus ikan gambusia bukan hanya pada jentik nyamuk. Bagi mereka, nyamuk biasa, nyamuk malaria, maupun nyamuk demam berdarah tak beda rasanya. Sama-sama lezat. Jika tidak menemukan larva nyamuk, mereka akan mengganyang makhluk hidup renik apa saja yang dijumpai. Plankton, berudu, anak cacing, dan anak ikan lain pun disikat. Bahkan jika tidak menemukan makanan, anaknya sendiri pun kadang dilahap.
Ikan gambusia tak hanya gampang hidup di perairan alami yang terbuka. Ia juga gampang hidup di kolam atau akuarium. Soal pakan, ia bukan jenis ikan yang rewel atau butuh perawatan khusus. Bukan hanya rakus terhadap hewan-hewan renik, gambusia juga galak dan ugal-ugalan terhadap ikan lain. Gambusia terkenal badung dan tidak tahu diri bahwa dirinya adalah pendatang. Ia tidak segan-segan merebut makanan ikan-ikan lokal, bahkan menyerang mereka. Selain mengganyang anak ikan lain yang baru menetas, gambusia juga suka jail dan gemar menggigit sirip ikan dewasa lain yang seukuran dengannya. Kadang gambusia juga suka berantem dengan sesamanya. Dalam urusan ini, kelakuannya mirip cupang.

Daftar Pustaka:  http://dessynataliani.blogsome.com/2006/08/13/ikan-cere/trackback/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar