NAMA : YUNIARTI
NIM : 05071010016
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
TUGAS BIOLOGI PERIKANAN
Ciri Alat Seksual Jantan & Betina Pada Ikan Gambusia affinis
Ikan Gambusia affinis Betina
Ikan Gambusia affinis Jantan
Ciri Seksual Primer
|
|
a. Jantan
|
b. Betina
|
-Saat dewasa panjang badan pejantan hanya sekitar 4 cm
- Bentuk tubuh Gambusia affinis jantan kecil dan langsing
- Berkembang biak secara ovovivar
- Memiliki gonopodium (sirip kelamin)
- Gonopodium besar dan lebih disukai oleh betina
|
- Saat dewasa panjang badan Gambusia affinis betina sekitar 6,5cm.
- Ikan Gambusia affinis betina
memiliki bentuk tubuh yang lebih besar
yaitu dengan perut yang besar
- Perut Gambusia affinis yang
membuncit berguna saat mengandung
- Betina bertelur
- Dalam kondisi normal, bias hidup sampai usia tiga tahun
|
Ciri Seksual
|
Sekunder
|
a. Jantan
|
b. Betina
|
-
Bersifat sekunder permanen
|
- Bersifat sekunder permanen atau
|
atau
tetap
|
tetap
|
- Tanda seksual yang tetap ada
|
- Tanda seksual yang tetap ada
|
sebelum, selama dan sesudah
|
sebelum,
selama dan sesudah
|
musim pemijahan
|
musim pemijahan
|
- Pejantan Gambusia affinis
|
- Pejantan Gambusia affinis
|
memiliki, gonopodium (sirip
|
memiliki, gonopodium (sirip
|
kelamin)
|
kelamin)
|
- Tergolong cepat matang secara
|
- Umur 6-8 minggu Gambusia affinis
|
seksual
|
betina sudah siap kawin
|
- Telur dibuahi dan dilindungi didalam
|
|
Tubuh induk betina sampai
menetes dan dilahirkan
|
Keterangan
Ikan ini teramat sering ditemukan disekitar kita. Ikan ini sering disebut
ikan anti-nyamuk. Ada beberapa spesies ikan
tertentu yang bisa dimanfaatkan sebagai pembasmi jentik nyamuk. Salah satunya,
ikan "antinyamuk" Gambusia affinis. Selain sudah terbukti sebagai pengendali ampuh
nyamuk malaria, ikan cere atau gambusia itu juga berpotensi sebagai pengendali
nyamuk demam berdarah. Di mana-mana nyamuk selalu nakal dan
menjengkelkan. Nyamuk Indonesia
atau Amerika sama saja. Entah nyamuk rumahan atau nyamuk sekolahan. Yang sedang
mengantuk dipaksanya garuk-garuk. Bahkan, ada yang bisa membuat korban
gigitannya meringkuk di rumah sakit karena terserang penyakit. Di antara sekian
macam itu, Gambusia affinis tampaknya yang paling kurang populer.
Mungkin karena tampangnya yang tidak sebagus ikan cupang atau gapi. Warna
sisiknya tidak meriah. Sosoknya pun tak sedap dipandang.
Gambusia memang kurang beruntung karena penampilannnya yang tidak
menawan. Tapi dalam soal melahap jentik nyamuk, ia layak diandalkan. Tidak
berlebihan jika ikan ini lalu disebut sebagai ikan antinyamuk. Ikan cere masih
satu kerabat dengan gapi, yaitu dari keluarga Poeciliidae. Sebenarnya, ia
penduduk asli Sungai Mississippi, Luosiana, AS.
Di negara asalnya itu orang menyebutnya mosquito fish karena reputasinya
sebagai pembasmi larva nyamuk. Berbekal reputasi itu, ikan gambusia diekspor ke
banyak negara, termasuk Indonesia.
Menurut Wahyu Purwakusuma, penggiat komunitas penggemar ikan hias O-Fish, ikan
gambusia dibawa ke Indonesia
pada masa pendudukan Inggris untuk mengendalikan penyakit malaria. Sekarang,
ikan itu bisa dijumpai di sawah-sawah, parit, danau, hingga selokan.Gambusia
tergolong ikan air tawar dan imut sosoknya. Saat dewasa, panjang badan pejantan
hanya sekitar 4 cm. Tidak lebih panjang daripada dua ruas jari orang dewasa.
Yang unik, betinanya lebih bongsor. Saat dewasa tubuhnya bisa mencapai 7 cm
panjangnya. Hampir dua kali lebih panjang dari jantannya.
Perbedaan morfologi jantan dan betina ini dikenal sebagai diamorfisme
seksual. Bukan karena si betina enggan berdiet sehingga badannya melar. Bukan
pula karena si jantan kurang gizi. Tubuh si betina yang lebih gede itu berguna
saat dia mengandung. Perut yang besar memudahkan tugasnya sebagai induk karena
ikan ini berkembang biak secara ovovivipar. Si betina bertelur, tapi telurnya
tidak diletakkan di air. Telur dibuahi dan dilindungi di dalam tubuh si induk
sampai menetas dan dilahirkan. Pejantan gambusia memiliki gonopodium (sirip
kelamin) yang berfungsi untuk menyemprotkan sperma ke pasangan kawinnya. Di
kalangan mereka berlaku seleksi pejantan ala Mak Erotisme. Pejantan dengan
gonopodium besar biasanya lebih disukai oleh betina. Dalam kondisi normal, ikan
cere bisa hidup sampai usia tiga tahun. Selama masa tiga tahun itu, ia bisa
beranak pinak dengan cepat. Ini salah satu kelebihannya sebagai pemangsa jentik
nyamuk.
Gambusia tergolong cepat matang
secara seksual. Baru berumur 6 - 8 minggu saja, gambusia betina sudah siap
kawin. Dalam "kehamilan" pertama, mungkin ia hanya melahirkan
beberapa anakan, sekitar belasan ekor.Tapi pada kehamilan-kehamilan berikutnya,
ia bisa melahirkan 60 - 100 burayak (anakan) dalam satu kali kehamilan. Dalam
setahun seekor gambusia betina bisa melahirkan 4 - 5 kali. Sebagai gambaran
betapa cepatnya gambusia berkembang biak, sebuah populasi yang berjumlah 7.000-an
ekor bisa berkembang biak menjadi 120.000-an ekor dalam lima bulan. Saat dilahirkan, ukuran panjang
orok gambusia sekitar 8 mm. Begitu keluar dari "rahim" ibunya, mereka
akan segera mencari makan sendiri. Bukan hanya gampang beranak, gambusia juga dikenal
sebagai ikan yang gampang hidup dalam kondisi tidak bersahabat. Ia bisa
bertahan hidup di air dingin ataupun hangat. Juga dalam kondisi rendah oksigen
dan dan salinitas (kadar garam) di atas normal. Mereka juga relatif tahan
terhadap polusi air dibandingkan dengan kebanyakan jenis ikan lain.
Yang paling utama, ikan cere
dikenal sangat rakus terhadap jentik nyamuk. Sifat inilah yang dimanfaatkan
sebagai agen pembasmi nyamuk. Rata-rata ia bisa melahap seratusan jentik nyamuk
dalam satu hari. Bisa diandalkan untuk berlomba dengan kecepatan nyamuk
bertelur. Bahkan, jika khusus dijejali pakan berupa larva nyamuk, kemampuan
mereka menelan larva bisa gila-gilaan. Seekor gambusia betina dewasa bisa
melahap 225 larva dalam satu jam! Jika diletakkan di bak mandi, ikan ini bisa
meringankan para "jumatik" (juru pantau jentik). Sifat rakus ikan
gambusia bukan hanya pada jentik nyamuk. Bagi mereka, nyamuk biasa, nyamuk
malaria, maupun nyamuk demam berdarah tak beda rasanya. Sama-sama lezat. Jika
tidak menemukan larva nyamuk, mereka akan mengganyang makhluk hidup renik apa
saja yang dijumpai. Plankton, berudu, anak cacing, dan anak ikan lain pun
disikat. Bahkan jika tidak menemukan makanan, anaknya sendiri pun kadang
dilahap.
Ikan gambusia tak hanya gampang hidup di perairan alami yang terbuka. Ia
juga gampang hidup di kolam atau akuarium. Soal pakan, ia bukan jenis ikan yang
rewel atau butuh perawatan khusus. Bukan hanya rakus terhadap hewan-hewan
renik, gambusia juga galak dan ugal-ugalan terhadap ikan lain. Gambusia
terkenal badung dan tidak tahu diri bahwa dirinya adalah pendatang. Ia tidak
segan-segan merebut makanan ikan-ikan lokal, bahkan menyerang mereka. Selain
mengganyang anak ikan lain yang baru menetas, gambusia juga suka jail dan gemar
menggigit sirip ikan dewasa lain yang seukuran dengannya. Kadang gambusia juga
suka berantem dengan sesamanya. Dalam urusan ini, kelakuannya mirip cupang.
Daftar Pustaka: http://dessynataliani.blogsome.com/2006/08/13/ikan-cere/trackback/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar